Minggu, 11 Juni 2017
Yang Elegan itu seperti apa?
suatu kata bermakna indah ini begitu relatif dan terdengar siur jika kita tanyakan pada jiwa-jiwa yang berbeda dalam menata kehidupannya
imaji saja takkan mampu
pun juga dengan logika yang digunakan
takkan pernah tersandang satu cita jika kita tidak bisa disamakan
padahal perbedaan seharusnya melengkapi
bukan saling mencaci
apalagi mematikan
jadi, apa itu elegansi?
Sabtu, 06 Mei 2017
Bahwasanya seorang individu memang tak dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
Oleh karena itu kita berinteraksi. Interaksi sendiri bentuknya bermacam-macam, ada interaksi sosial yang asosiatif seperti kerja sama dan akomodatif, ada pula yang bersifat disosiatif seperti persaingan hingga berwujud konflik sosial.
Sejenak ketika kita melihat kembali ke belakang,
ternyata saat kita baru dilahirkan pun sudah terlihat adanya bentuk interaksi antara anak dengan ibunya, yang merawat, memberi makan, mendidik hingga sesukses saat ini kamu berdiri,
dan semua itu takkan bisa diganti tempatnya meski dengan lingkar pertemanan sehari-hari yang nyatanya selalu datang dan pergi.
yah, cuma mau membiasakan diri untuk kembali menulis,
ditambah dengan suntuk-suntuknya hari dan rindunya suara umi mengaji, semakin memotivasi diri untuk kembali sedikit berkreasi.
kesimpulannya, mari berinteraksi!

"Mencari ilmu itu sejak dini,
sedini kamu meminta hak,
sebelum jauh usiamu yang semakin menua"
Momen indah siang itu sudah terasa jarang ditemui sehari-hari, memotivasi, dan memberi evaluasi telah apa saja waktu yang digunakan selama hidup ini.
Mungkin karena terlalu sibuk dengan urusan lain, yang semakin tua
semakin melekat pula dengan perihal dunia.
Sejenak teringat cerita dari orang tua,
tentang maksud dikumandangkannya adzan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri sesaat raga dilahirkan.
Katanya, "bentuk pendidikan dan harapan pertama untuk terus bermoral dan beragama tiap melakukan sesuatu telah ditanamkan sejak dini kamu melihat dunia.
Jadi, berilmulah!"
Semoga menginspirasi.
Masjid Salman, Bandung.
H-35 tibanya Ramadhan.
Minggu, 30 April 2017

"Kamu tau kenapa senja itu selalu menyenangkan?
kadang ia merah merekah bahagia,
kadang ia gelap hitam berduka
tapi langit selalu menerima senja apa adanya"
*
Mungkin ini sudah waktu yang kesekian
enam lebih empat, bulan lebih hari
jika salah silahkan dikoreksi.
dan memang sudah sangat terasa basi,
basi untuk bisa dinikmati dengan jemariku yang sendiri-sendiri
entah sore menjadi saat terbaik untuk
membersihkan hati yang menjemu
jemu, karena kamu tetap seperti yang dulu
**
dan jika sore dapat kembali dari masa depan
sedang aku hanya duduk termenung menyaksikan ketidakmungkinan
mungkin memang butuh sedikit liburan,
yang dihiburnya dengan tawa riangmu saja
itupun kalau kamu punya waktu untuk bisa dihabiskan
dan mungkin, ini sudah waktu yang kesekian kalinya,
yang penuh ambisi, manipulasi, serta ego dari diri sendiri
lalu menjadi doa, usaha pun suar akan semangat,
dan harapan agar bisa berarti dan dikagumi
seperti kamu,
seperti senja.
Langganan:
Postingan (Atom)